WFH 29 – “Surely You’re Joking, Mr Feynman”

Kegiatan : Membaca Buku
Judul : Surely You’re Joking, Mr Feynman
Platform : Google Play Books
Halaman : 350
Topik : Biografi
Harga : IDR 204,297
Waktu : ~10 jam
Rating : 10/10

Richard Phillips Feynman adalah seorang fisikawan dengan pencapaian yang cukup mentereng. Kalau lihat halaman wikipedianya, perlu scroll lah. Beberapa hal yang cukup penting adalah bisa main drum, bisa melukis, bisa mengajar, bisa bahasa Portugis, bisa bahasa Jepang, dan bisa membuka brankas terkunci. Oh ya, dia juga membantu membuat bom atom dan dia juga menerima hadiah Nobel Fisika di tahun 1965.

Buku ini merupakan autobiografi Feynman dibantu oleh Ralph Leighton. Isi buku ini berdasarkan rekaman audio percakapan mereka. Kalau jaman sekarang ini podcast yang dibukukan.

Aku pertama kali membaca buku ini di LPMP pada tahun 2006 saat belajar tentang astronomi. Baru membaca beberapa chapter, aku langsung suka sekali dengan buku ini. Sayangnya ini buku perpustakaan dan waktu 2 minggu (total 3 minggu tapi 1 minggu pindah tempat menginap) tidak cukup untuk menyelesaikan buku ini. Baru beberapa hari yang lalu aku teringat buku ini dan langsung membaca lagi. Chapter contoh habis dalam waktu singkat, langsung memutuskan untuk membeli buku ini. Sebuah keputusan yang tepat, buku ini sangat menyenangkan. Ringan, lucu, dan menggambarkan kepribadian Feynman. Yang namanya orang, ada yang suka dan ada yang tidak suka.

Feynman kecil suka ngoprek, sudah bisa memperbaiki radio dan bahkan sampai dibayar. Ada beberapa inovasi yang dia buat namun ada saja kendalanya. Dari ada bos yang tidak setuju sampai karena berbahaya.

I learned there that innovation is a very difficult thing in the real world.

Chapter: String Beans

Feynman selain suka bereksperimen, dia juga usil. Kalau jaman sekarang mungkin namanya nge-prank. Dia juga suka ngetes pengetahuan teman/orang lain, mungkin bagi beberapa orang ini bisa dianggap tidak sopan dan sombong. Terkadang ketika ingin membuktikan sesuatu, dia perlu bereksperimen. Feynman suka berdiskusi dan mencari pengetahuan dari disiplin ilmu lain seperti filosofi, psikologi, dan biologi. Dia juga sempat bereksperimen tentang mimpi.

I got interested. Now I had to answer this question: How does the stream of consciousness end, when you go to sleep?

Chapter: Always Trying to Escape

Salah satu chapter hidupnya yang cukup menarik adalah dia pernah bekerja menjadi Chief Research Chemist. Pindah disiplin ilmu baru, kimia. Hasilnya bahkan tidak mengecewakan, bukan cuma karena dia jago, tapi juga karena dia tahu bagaimana cara bereksperimen dengan baik. Menurutku quote paling mencengangkan ada di chapter ini, bisa dibaca di bawah untuk quotenya.

something I remembered from a college chemistry course

Chapter: The Chief Research Chemist of the Metaplast Corporation

Bahkan orang seperti Feynman juga bisa grogi ketika memberikan seminar. Mungkin juga karena yang diundang untuk hadir ke seminarnya adalah Henry Norris Russel, Johnny Von Neumann, Wolfgang Pauli, dan Albert Einstein.

Feynman bergabung dalam Manhattan Project dengan laboratorium di Los Alamos. Di sini selain berhasil mengembangkan bom atom, dia juga mengembangkan skill membuka brankas. Kemampuan ngoprek dan matematika plus iseng, dia berhasil membuka banyak brankas. Setelah melihat percobaan bom atom sukses, dia merasa bahwa daya rusak bom itu sangat besar sehingga dia agak mempertanyakan untuk apa membangun sesuatu yang bisa dihancurkan dengan mudah.

Why are they making new things? It’s so useless.

But, unfortunately, it’s been useless for almost forty years now, hasn’t it? So I’ve been wrong about it being useless making bridge and I’m glad those other people had the sense to go ahead.

Chapter: Los Alamos from Below

Feynman juga terkenal karena kuliahnya. Dari quora aku pernah membaca bahwa kalau ada nobel untuk mengajar, dia akan menang. Feynman sendiri juga senang mengajar. Dia bahkan punya julukan The Great Explainer. Jadi pengen mencoba salah satu kuliahnya.

So I find that teaching and the students keep life going, and I would never accept any position in which somebody has invented a happy situation for me where I don’t have to teach. Never.

Chapter: The Dignified Professor

You know, what they think of you is so fantastic, it’s impossible to live up to it. You have no responsibility to live up to it!

Chapter: The Dignified Professor

Feynman merupakan penghitung yang cukup cepat, dengan sedikit angka-angka yang dia ingat dia bisa membuat perkiraan yang tepat dengan cepat. Feynman juga sempat belajar bahasa Portugis dan Jepang dengan cukup serius, pertemuan langsung dengan guru. Dia juga sempat belajar alat musik frigideira dan drum sampai bisa dibilang cukup sukses untuk ukuran amatis.

“Feynman’s Portuguese,” which I knew couldn’t be the same as real Portuguese, because I could understand what I was saying, while I couldn’t understand what the people in the street were saying.

Chapter: O Americano, Outra Vez!

Salah satu chapter paling berkesan adalah ketika dia mengajar di Brazil. Kritikan cukup keras dia tulis di buku ini tentang proses pendidikan di sana. Rasanya masih cukup relevan saat aku masih di bangku sekolahan. Untuk quote ini cukup banyak, jadi aku satukan saja.

After a lot of investigation, I finally figured out that the students had memorized everything, but they didn’t know what anything meant.

So, you see, they could pass the examinations, and “learn” all this stuff, and not know anything at all, except what they had memorized.

One other thing I could never get them to do was to ask questions. Finally, a student explained it to me: “If I ask you a question during the lecture, afterwards everybody will be telling me, “What are you wasting our time for in the class? We’re trying to learn something. And you’re stopping him by asking a question.”

The main purpose of my talk is to demonstrate to you that no science is being taught in Brazil!

I must be wrong. There were two students in my class who did very well, and one of the physicist I know was educated entirely in Brazil. Thus, it must be possible for some people to work their way through the system, bad as it is.

Chapter: O Americano, Outra Vez!

Feynman sempat belajar melukis. Cukup sukses karena lukisannya dibeli orang dan dia pernah mengadakan pameran tunggal. Hal ini terjadi karena dia dan seorang pelukis bertukar peran untuk menjadi guru dan murid. Feynman mengajari sains, dan Feynman diajari melukis.

Dari buku ini, Feynman “pamer” tentang hidden talent dia, dari bermain alat musik, bahasa, melukis, dan membuka brankas. Namun aku melihatnya berbeda, bayangkan dalam 60 tahun lebih hidupnya, dia punya beberapa hobi. Dia orang yang cukup serius dalam mempelajari hobinya. Seolah-olah hanya karena bakat dia sukses, padahal dia juga bekerja keras untuk bisa menguasai hal-hal tersebut. Kerja keras itu bukan bakat.

I got a kick out of succeeding at something I wasn’t supposed to be able to do.

Chapter: O Americano, Outra Vez!

Masih banyak quote lainnya yang sebenanrya ingin aku bagikan. Untuk mengakhiri tulisan ini, aku akan memberikan satu quote terakhir. Quote ini memberikan sebuah kesan mendalam dalam membaca buku ini, tentang bagaimanakah seorang Richard Feynman. Dia orang yang penuh semangat dalam melakukan sesuatu.

Selamat berbahagia! Dan bagikanlah!

And then-still smiling-he talked to us about physics, his diagrams and equations helping us to share his understanding. It was no secret joke that brought the smmile and the sparkle in his eye, it was physics. The joy of physics! The joy was contagious.

Introduction by Albert R. Hibbs

Leave a Reply

Your email address will not be published.