Bahagia hedonis à la Epikuros

Acara pertama dari rangkaian Philosophy Underground “Tujuh Jalan Bahagia”. Philosophy Underground mengupas 7 cara bahagia menurut 7 filsuf, baik secara online maupun secara offline (sebelum ada pengumuman PSBB). Acara ini dilaksanakan setiap hari Jumat ke-2 dan ke-4. Akan ada 7 filsuf yang dibahas selama 7 pertemuan. Bahasan kali ini dibawakan oleh A. Setyo Wibowo dengan topik Bahagia hedonis à la Epikuros dan moderator Ito Prajna.

Aku tidak mengetahui tentang Epikuros sebelumnya dan aku tidak melakukan riset tambahan. Semua yang aku tulis hanya berdasarkan pemahamanku ketika mendengarkan penjelasan, jadi akan banyak kesalahan di tulisan ini. Kritik dan saran sangat diharapkan.

Epikuros merupakan filsuf Yunani yang lahir di Athena pada 341 SM. Dia menulis 300an karya dan meninggal di usia 70an. Epikuros membuat perkumpulan dengan nama The Garden. Dia menerima semua orang, termasuk wanita dan PSK, sesuatu yang tidak (atau jarang?) dilakukan oleh filsuf lain pada masanya. The Garden menekankan persahabatan, tidak hirarkis (egaliter), dan hidup sederhana. Mereka merayakan makan-makan bersama tiap bulan pada tanggal 20, tanggal lahir Epikuros.

Bila yang secukupnya tak memuaskan, maka tak akan pernah puas dengan apa pun

Ajaran Epikuros dapat diketahui salah satunya berkat Diogenes dari Oenoanda. Diogenes merupakan pengikut Epikuros dan membuat perkumpulan serta menuliskan ajaran-ajaran Epikuros di batu, di sebuah tempat di Turki bagian Selatan. Batu-batu ini masih ada sampai sekarang dan memberi kita informasi tentang ajaran Epikuros.

Untuk menjadi bahagia, ajaran nomor 1 Epikuros adalah kenali baik-baik dirimu dan selaras dengan alam.

Lengkapi kapalmu, hai kaum bahagia, dan jauhilah segala budaya

Epikuros


Menurut Epikouros, belajar filsafat bukan dengan mempelajari pemikir lain (Platon, Aristoteles, dll) tapi mulai dari diri sendiri. Pengajar harus tahu bahwa hal pertama yang ia lakukan adalah menjadi murid bagi dirinya sendiri. Dalam ajaran ini, mengenal diri sendiri merupakan hal yang sangat penting. Ajaran ini membentuk orang-orang yang hidup, yang cukup dengan dirinya sendiri, dan bangga dengan harta yang dia miliki sendiri. Filsafat yang diusungnya merupakan terapai bagi jiwa untuk bisa menikmati saat ini, sekarang.

Ada empat inti ajaran Epikuros:

  • Tidak takut Dewa (Tuhan)
  • Tidak takut mati
  • Kenikmatan memiliki batas ilmiah
  • Rasa sakit memiliki batas alamiah

Menurut pandangan Epikuror, Dewa ada dan imortal namun Dewa tidak mengurusi manusia. Dewa sudah bahagia dengan diri mereka sendiri, otonom, independen, dan mereka imortal karena mereka “di luar waktu”. Dewa juga tidak saling berperang ataupun bisa diajak untuk bertransaksi.

Epikuros hidup minimalis dan tidak mengejar hedonisme atau sesuatu yang berlebihan. Epikuros membagi kebutuhan menjadi 3:

  • Alamiah dan mutlak untuk hidup
  • Alamiah tidak mutlak
  • Tidak alamiah dan tidak mutlak (ingin kaya raya, ingin dihormati)

Untuk menjadi bahagia, kita perlu mengenal diri sendiri, bersahabat, dan mencari kenikmatan (kebutuhan) seperlunya saja.

Selamat berbahagia!

Motivasi Membaca Buku

Ditulis pada September 2020

Berawal dari pernyataan seorang teman di Twitter, “butuh motivasi buat baca, apa baca buku motivasi dulu ya”, aku jadi bertanya-tanya.

Mengapa aku membaca buku?

Sebuah pertanyaan sederhana namun menarik karena buat apa juga mikirin hal seperti itu.

Mengisi waktu luang

Masa-masa WFH dan PSBB, banyak waktu yang kuhabiskan di dalam kamar. Salah satu cara biar gak mati gaya tentu saja dengan lembur kerjaan membaca buku. Tinggal pilih buku yang menarik hati, lalu mulai membaca. Tiba-tiba saja sudah waktu makan malam.

Menambah pengetahuan

Membaca buku menambah pengetahuan. Bisa pengetahuan yang cukup penting kalau bukunya tentang penelitian, bisa pengetahuan tentang sastra, bisa pengetahuan tentang cerita isi buku, bisa juga pengetahuan bahwa buku itu tidak mengasikkan untuk dibaca.

Bisa dicicil

Membaca bisa dilakukan sedikit demi sedikit. Setiap hari bisa 1 halaman atau 1 bab per hari, buku setebal apapun pasti bisa selesai dibaca. Tidak seperti naik gunung misalnya yang perlu waktu lebih lama dan terus menerus.

Bisa dilakukan di manapun

Membaca bisa dilakukan di hampir semuat tempat. Baca buku di gunung? Bisa. Di kendaraan umum? Bisa. Di kafe? Bisa. Di perpustakaan? Bisa.

Bisa dibahas dengan teman

Dengan pengetahuan yang kamu dapatkan di atas, kamu bisa melakukan diskusi dengan teman. Bisa juga cuma sekadar menceritakan pengalamanmu membaca buku itu ke temanmu. Bisa memuji bila bukunya bagus atau bisa berkeluh kesah juga. Kalau nemu teman yang sudah baca buku yang sama, bisa amplifikasi pujian atau amplifikasi keluh kesah.

Dianggap produktif

Membaca buku dianggap cukup produktif. Kalau ada teman bertanya, “kamu seharian ngapain?”, dengan jawaban membaca buku maka harimu bisa dianggap produktif. Meski sama-sama membaca, membuka Twitter seharian dimaknai bukan kegiatan produktif.

Sebuah pencapaian

Menyelesaikan satu buku merupakan sebuah pencapaian dan bagi fakir like seperti saya, bisa digunakan untuk mencari like.

Bisa dilakukan sendiri

Membaca tidak memerlukan orang lain, bisa dilakukan sendiri sesuai waktu yang diinginkan. Tidak perlu juga mencari teman dulu seperti main futsal, membaca bisa kamu lakukan tanpa teman.

Menyenangkan

Membaca itu menyenangkan. Aku menikmati membaca dan suka melakukannya. Mungkin tidak semua orang suka, tapi ya namanya hobi tiap orang beda-beda. Ada banyak genre buku yang bisa dicoba, siapa tahu nemu genre dan topik yang cocok. Membaca buku yang tidak asik itu cukup membuat membaca jadi beban.

Tidak semua orang suka membaca buku dan menurutku tidak perlu mengikuti hobi orang lain bila memang tidak merasakan nikmatnya. Mungkin bisa dicoba mencari hobi yang lain atau bila sudah punya hobi lain, bisa mencari bacaan yang sesuai dengan hobi tersebut.

Selamat membaca!

Ngamat ISS – 12 September 2020

ISS atau International Space Station merupakan satelit buatan yang mengelilingi bumi setiap 92 menitan. Dengan ketinggian 408 km, mata manusia biasa tidak bisa melihatnya secara langsung. Ada waktu-waktu khusus kita bisa mengamati ISS, yaitu ketika dia melintas dekat kita dan ketika dia memantulkan cahaya matahari dengan background yang cukup gelap, yaitu di sore atau pagi hari. Saya pernah mengamati ISS dan ingin melakukan pengamatan bersama juga dengan orang-orang yang mungkin tertarik. Pengamatan ISS ini tidak memerlukan alat khusus, hanya mata dan jadwal yang pas.

Saya menggunakan 2 website untuk membantu proses pengamatan, https://spotthestation.nasa.gov/ dan https://www.astroviewer.net/iss/en/. Dari dua website ini kita bisa melihat kapan waktu terbaik untuk mengamati ISS dari tempat kita berada.

ISS dilihat dari Jakarta pada September 2020
Tracking live ISS

Kolom Visible merupakan total waktu ISS terlihat oleh pengamat. Kolom Max Height merupakan jarak maksimal ISS dari horison, dengan tinggi tepat di kepala kita adalah 90°. Kolom Appears memuat posisi ISS muncul dan kolom Disappears memuat posisi ISS menghilang. Dari 2 posisi itu, kita bisa menentukan pergerakan ISS. Dari blog kedua ada keterangan Brightness yang membantu kita untuk mengetahui seberapa terang ISS saat maksimalnya. Semakin kecil angka magnitudo semakin baik, -3.0 mag sudah lebih terang daripada hampir semua objek langit. Untuk kota besar mungkin lebih baik bila magnitudo di bawah 0.

Dari jadwal di atas, ada 2 tanggal yang cocok untuk melakukan pengamatan, tanggal 12 dan tanggal 19. Pengamatan tanggal 12 kali ini dilakukan di 3 tempat yang berbeda dan 2 pengamatan berhasil kami lakukan.

Langit masih cukup terang dan ada awan sehingga aku tidak melihat ISS dari awal. Aku melihat ketika ISS sudah cukup tinggi, hanya sekitar 1-2 menit saja. ISS tampak cukup terang, meski tidak seterang Jupiter yang juga sedang di atas kepala.

Menurutku sekarang mengamati ISS biasa saja, ya karena “cuma gitu doang”. Namun ada pendapat lain dari salah seorang pengamat muda (8 tahun), katanya “keren amat”. Aku belasan tahun yang lalu juga menganggap itu keren dan setelah dipikir ulang memang keren. Manusia bisa menempatkan sebuah benda mengelilingi Bumi dan kita bisa melakukan pengamatan sendiri untuk membuktikannya. Keren amat.

Tips untuk mengamati ISS

Rencanakan Jadwal Pengamatan
Dari website di atas, pilih waktu pengamatan yang sesuai dengan posisi kamu berada. Pilih Max Height minimal 45° untuk pengamatan pertama. Semakin tinggi Max Height semakin mudah diamati. Lihat informasi magnitudo sehingga bisa memperkirakan kecerlangan ISS yang akan diamati. Catat semua informasi penting dari titik muncul, titik menghilang, waktu kemunculan, lama pengamatan bisa dilakukan, magnitudo, dan tinggi maksimum.

Pilih Tempat Pengamatan
Dari data di atas, pilih tempat pengamatan yang cukup lapang. Jangan jauh-jauh juga dari titik yang dimasukkan di website, kalau awalnya memasukkan kota Jakarta, ya jangan juga pergi ke Sukoharjo untuk mencari tanah lapang. Sebisa mungkin juga tidak ada sumber cahaya dekat situ, misal tepat di bawah lampu jalan. Pilih tempat kamu bisa melihat langit, dari arah munculnya ISS sampai tempat menghilangnya. Posisi pengamat cukup mempengaruhi kemunculan dan posisi ISS, jadi semakin lapang tempat pengamatan semakin baik karena informasi dari website tidak 100% sesuai.

Lakukan Pengamatan
Datang lebih awal ke tempat pengamatan sehingga bisa membiasakan mata dengan kegelapan. Mulai mencari arah mata angin sehingga bisa mengetahui posisi ISS akan muncul. Mulai mencari bintang lain sehingga bisa menentukan apakah ISS akan tampak atau tidak. Dengan magnitudo ISS di bawah 0, apabila kamu bisa melihat beberapa objek langit, itu tanda bahwa ISS akan bisa dilihat juga. Tunggu waktu ISS sesuai jadwal, dan lihat ke arah langit. Bila sudah waktunya namun ISS belum kelihatan, tunggu saja sampai dia lebih tinggi (di atas 45° sehingga akan lebih mudah diamati). ISS akan tampak seperti bintang (titik cahaya) yang bergerak dalam jangka waktu cukup lama. Bayangin aja seperti meteor cuma lebih lelet.

Selamat mengamati!