Aku termasuk orang yang gemar membaca. Salah satu keinginanku adalah membaca buku-buku karya penulis Indonesia atau yang memengaruhi sejarah Indonesia. Buku-buku yang dulu sempat muncul di soal pelajaran bahasa Indonesia juga menarik untuk dibaca.
Sudah ada beberapa buku yang aku baca, seperti Sitti Nurbaya, Robohnya Surau Kami, dan Max Havelaar. Buku-buku tersebut cukup memberikan pandangan baru terkait sosial politik pada tahun pembuatan. Aku ingin lebih banyak menikmati buku-buku seperti itu, tapi agak susah mencarinya.
Aku lebih suka buku fisik, tapi kadang versi digital lebih mudah dibawa. Sudah ada usaha pemerintah untuk digitalisasi buku, seperti aplikasi iJakarta. Untuk versi digital, aku lebih sering membaca melalui Google Play Books. Sayangnya belum semua buku bisa kutemukan di Play Store.
Digitalisasi cukup penting untuk menjangkau pembaca muda (dan tua). Hal tersebut juga berguna untuk mengabadikan karya. Pembaca juga lebih mudah mendapatkan karya untuk dibaca.
Setelah menonton film Tenggelamnya Kapal Van Der Wijck, aku ingin membaca bukunya. Aku menemukan bukunya di Play Store, tetapi aku urung membelinya. Sebuah buku Indonesia tapi disediakan oleh penerbit Malaysia. Gak papa sih, cuma masih belum ikhlas aja untuk beli.
Kalau sampai tahun depan tidak ada penerbit Indonesia yang menyediakan versi digital buku ini (dan buku-buku lain) di Play Books, aku mungkin akan membeli versi di atas. Aku menunggu.