Ada permintaan dari kawan lama untuk menemani lari 10K di Tahura. Demi mengambil sleeping bag yang sudah 2 tahun dipinjam, aku mengiyakan permintaan tersebut dan mendaftar. Kukira 10K Tahura itu santai, ternyata aku salah.
Tahun lalu temanku menyelesaikan 10K Tahura dalam waktu 1 jam 50 menit. Aku mengira aku juga butuh waktu sekitar itu juga. Ternyata aku terlalu optimis. Aku butuh waktu 2 jam 30 menit untuk menyelesaikan acara ini. Alibi yang bisa kuberikan selain memang kurang cepat adalah karena harus antri saat di trek tanah dan kaki sakit ketika berlari di trek paving. Alasan utama sih memang kurang latihan.
Start jam 7.00 namun udara masih cukup dingin. Beda memang suhu di Bandung dan Jakarta. Aku menggunakan seragam baruku. Aku membawa tas supaya nomor bib-ku bisa aku pasang di tas. Kaos baru, nanti rusak kalo dicoblos pakai peniti.
Rute 10K didominasi oleh aspal dan paving. Hanya sekitar 2 kilometer yang merupakan tanah. Elevasi total 350, beda dikit sama naik Gunung Papandayan. Beberapa tips untuk yang ingin ikut Tahura Trail.
- Trek tidak terlalu licin, tapi tetap perlu berhati-hati
- 80% rute merupakan jalan keras, pertimbangkan baik-baik untuk menggunakan sepatu road atau sepatu trail. Kemarin ada yang membawa 2 sepatu, jadi bisa ganti sesuai trek
- Cukup susah untuk menyalip di trek tanah. Kalau tidak mau terhambat pelari lain, bisa push dulu di kilometer awal sejauh 3,5 kilometer dengan elevasi sekitar 200 meter.
- Sabar di trek tanah. Banyak pelari yang baru mencoba trail sehingga belum terbiasa dengan jalur tanah yang curam. Mereka cenderung berjalan sangat pelan. Kalau tidak mau terhambat, saat masuk trek tanah harus sudah agak di depan.
Tahura trail 10K ini cocok diikuti oleh orang yang ingin mencoba event trail. Beberapa alasan untuk mencoba adalah elevasi yang tinggi, jalur tanah yang menantang, 3 pos air, COT lama, udara segar, dan jalur evakuasi yang mudah dijangkau. Kalau ada yang nanya, event trail apa yang cocok untuk pemula? Tahura 10K jawabannya.
Terima kasih untuk panitia, marshal, penjaga pos air, volunteer, dan penduduk sekitar yang memberi semangat dan memberi tahu jalan. Tidak lupa juga terima kasih kepada rekan yang telah mengajak dan menemani sepanjang perjalanan. Terima kasih paling utama ditujukan kepada fotografer di sepanjang jalan.