Donor darah #22

Kembali donor darah di hari Minggu, PMI Kramat penuh dengan pendonor dan keluarga pasien. Masih dilakukan pembatasan orang yang bisa masuk ke gedung, sehingga beberapa duduk di tenda sebelah gedung atau berdiri di depan pintu masuk. Jarak masing-masing orang juga sekitar 1 meter, meski kalau datang berkelompok juga jadinya tetap berdiri/duduk berkelompok. Setiap orang menggunakan masker, daerah wajib masker.

Sampai di PMI dan melihat antrean cukup panjang, sempat membuat ingin menunda donor darah. Sudah jauh-jauh datang, akhirnya mengantre, cek suhu, mengambil formulir, mengisi formulir, dan kembali mengantre menunggu panggilan.

Sekitar 30 menit menunggu di halaman PMI, namaku dipanggil petugas untuk masuk ke ruang tunggu dan mengantre tes HB dan cek tekanan darah. Cukup waktu 5 menit tes HB namun butuh sekitar 30 menit lagi untuk antre cek tekanan darah.

Dokter yang melakukan pengecekan tekanan darah memberikan informasi bahwa untuk saat ini donasi bisa dilakukan lebih sering. Sebelumnya donor darah disarankan untuk dilakukan minimal 75 hari sekali, saat ini sudah boleh setiap 61 hari. Kebutuhan darah sepertinya masih cukup tinggi.

Setelah lolos screening, aku diberi masker untuk digunakan dan diminta mencuci tangan, lalu antre lagi. Daerah yang biasanya digunakan untuk donor darah apheresis digunakan untuk donor darah merah, sehingga jumlah tempat tidur untuk donor bertambah. Di antara 2 pendonor, tempat tidur disemprot oleh petugas. Sudah ada SOP dan memang protokol kesehatan dipatuhi di sini. Antre sejenak di dalam ruangan, dapat giliran donor, donor darah 15 menit, mengambil kartu donor, lalu mengambil refreshment donor.

15 menit berbaring dengan sedikit rasa digigit semut (yang agak besar) dan kita bisa membantu orang yang membutuhkan darah

Datang hari Minggu jam 13.30, butuh waktu antre 90 menit dan waktu donor 15 menit, sehingga totalnya 105 menit. Kalau ingin lebih cepat bisa mencari waktu lain.

Kebutuhan donor saat ini jauh lebih besar dibandingkan jumlah donor dari pendonor. Info lebih lengkap bisa didapatkan di page KSDD. KSDD atau Komunitas Sahabat Donor Darah adalah salah satu komunitas yang menghubungkan pasien yang membutuhkan darah dengan pendonor. Bisa langsung menghubungi admin bila ingin donor darah yang langsung ke pasien.

Selamat donor!

Donor darah #21

Hari ini PMI Pusat di Kramat tampak padat. Belum sepadat dahulu saat aku menghabiskan lebih dari 2 jam untuk donor darah. Kepadatan ini hanya semu, karena kapasitas ruang tunggu dibatasi 50% saja. Hal ini membuat orang-orang berdiri di luar bangunan dan duduk-duduk di lantai senyaman mereka.

Antrian tidak terlalu panjang, ada seorang laki-laki dengan anaknya sedang berbicara dengan petugas. Bahkan aku yang jarang memperhatikan orang bisa dengan jelas melihat bahwa mata bapak tersebut merah. Kurang tidur, tebakanku dari tempat dia berada saat ini dan topik yang sedang dia bicarakan dengan petugas. Dia membutuhkan 3 kantung golongan darah A, namun dari 3 orang yang ke PMI hanya 1 orang yang berhasil donor.

Mungkin takdir, mungkin kebetulan, mungkin juga manusia cenderung melebih-lebihkan hal yang berkesan buat mereka, aku yang bergolongan darah A baru saja datang dan mendengar percakapan mereka. Perbincangan singkat, petugas memberikan form untuk diisi. Darahku akan diberikan untuk bapak tersebut.

Tertulis nama seorang wanita di form yang akan kuisi, nama wanita yang membutuhkan darah. Aku memilih tempat yang cukup sepi untuk mengisi formulir. Bapak tersebut dan anaknya mendekati dan menjelaskan sedikit, istrinya di rumah sakit dan membutuhkan 3 kantong darah untuk operasi. Aku tidak bertanya untuk operasi apa, rasa ingin tahu tidak harus selalu dipuaskan. Bapak tersebut bercerita bahwa dia mendapatkan info dari rumah sakit, donor golongan darah apa saja boleh nanti bisa ditukar dengan golongan darah A, namun PMI memberikan info yang berbeda. Hanya donor darah A untuk bisa mendapatkan golongan darah A. Tiga orang datang ke PMI, hanya 1 orang yang bergolongan darah A. Tiga donor darah yang dibutuhkan, baru ada satu yang tersedia.

Aku selesai mengisi dan masuk ke dalam kantor PMI. Bapak tersebut menunggu di luar. Tidak butuh waktu lama untuk cek HB, cek tekanan darah, dan melakukan donor darah. Sakit di ujung jari dan lekukan lengan serta darah 350 ml ditukar dengan stempel dan beberapa snack.

Saat akan meninggalkan PMI, bapak itu muncul lagi di hadapanku. Matanya lebih merah daripada sebelumnya. Bapak itu tidak tahu bagaimana cara untuk menukarkan kertas donor dengan kantong darah. Aku menemani bapak bermata merah menuju bagian resepsionis, memberikan kertas donor ke petugas, dan menunggu. Beberapa detik kemudian petugas memberikan selembar kertaas untuk diberikan ke bank darah di rumah sakit.

Bapak bermata merah menjulurkan tangan hendak menjabat tanganku. Tidak kusambut karena social distancing. Entah mana yang lebih baik, tidak menjabat atau menjabat lalu membersihkan tangan secepatnya. Bapak itu mengucapkan terima kasih, aku mengucapkan sama-sama dan bergegas pergi. Atmosfer di situ terlalu emosional.

Sakit di ujung jari dan lekukan lengan serta darah 350 ml ditukar dengan stempel, beberapa snack, dan ucapan terima kasih. Barter yang menguntungkan semua belah pihak.