WFH 1 – Pandas (Kaggle)

Kegiatan : Kursus online
Platform : Kaggle
Topik : Pandas (Python)
Tautan : https://www.kaggle.com/learn/pandas
Harga : Gratis
Waktu : ~7 jam

Hal pertama yang kulakukan saat WFH adalah berusaha untuk produktif. Sudah dari tahun lalu pengen nyobain course di Kaggle tapi baru sekarang bisa menyempatkan diri. Aku sengaja memilih course tentang Pandas karena kayaknya keren.

Kaggle sendiri merupakan web tempat berkumpulnya praktisi machine learning dan data saintis berkumpul (klaimnya). Di Kaggle, kita bisa ambil course (gratis), melihat data set, ikut kompetisi, atau sekadar ingin melihat hasil kerja orang-orang. Sudah ada beberapa paper akademis yang terkait dengan kompetisi di Kaggle.

Waktu yang kubutuhkan untuk menyelesaikan course ini secara total sekitar 7 jam dalam rentang waktu 1 minggu. Ada 6 pelajaran dalam course ini. Supaya ada waktu untuk menyerap pelajaran, sehari satu pelajaran aja. Kalau lagi capek atau ada kegiatan lain, ya ditunda besoknya. Tidak memaksakan diri tapi tetap menyelesaikan course.

Course ini merupakan perkenalan Pandas (library di python) sehingga cocok bagi pemula seperti saya. Setiap materi hanya merupakan tulisan, tanpa video, dan langsung dilanjutkan latihan di platform Kaggle. Untuk mengerjakan soal latihan pun langsung praktik menggunakan pandas, running command. Setelah menyelesaikan course ini saya lebih mengerti tentang basic command di Pandas meskipun gak jadi jago juga. Perlu latihan tambahan (agak banyak) kalau mau jago, tapi untuk pengenalan Pandas course ini sudah cukup. Plus dapet sertifikat yang bisa dipamerin dipakai buat bahan blog.

Beberapa tips yang membuatku bisa menyelesaikan course ini:

  • Niat dan menyempatkan diri
  • Memang memilih course yang menarik
  • Pilih course bertahap sesua kemampuan saat ini
  • Ada temen course bareng sehingga bisa diskusi
  • Ada hint dan solution dari soal latihan.
Certificate of Completion dari Kaggle untuk Kaggle Micro-course

WFH 0

Sudah 3 minggu ada privilese tambahan dari kantor untuk WFH. Sejak saat itu, mayoritas waktuku dihabiskan di ruangan 2×2.5. Keluar cuma buat mandi, ambil makan, dan laundry. Seminggu sekali juga keluar buat beli buah atau ke supermarket.

Sehari ada 24 jam dan saat ini aku tidak perlu menjelajahi jalanan dalam kemacetan. Terasa ada waktu tambahan beberapa jam sehari yang biasanya digunakan untuk jalan kaki ke kantor atau perjalanan mencari makan. Saat WFH ini, Aku mengisi hari kerja dengan bekerja dari jam 08.00 sampai jam 17.00. Waktu tidurku setiap hari kira-kira 8 jam. Dari 2 kegiatan wajib tersebut, masih ada waktu 7 jam setiap hari yang bisa dimanfaatkan untuk berbaring melakukan hal produktif. Waktu 7 jam itu bila dipotong 2 jam untuk medsos dan 2 jam untuk main game dan 1 jam workout, masih ada 2 jam yang bisa diisi kegiatan lain. Plus kalau weekend ada 16-5= 11 jam waktu untuk berkegiatan.

Dalam 3 minggu terakhir ini, ada beberapa hal yang kulakukan untuk mengisi waktu tersebut. Beberapa hal yang cukup menarik dan sudah kulakukan adalah ke museum online, ikut jalan-jalan di google maps bersama guide, dan ke akuarium online. sudah ada beberapa hal yang rutin kulakukan setiap hari seperti workout/yoga, membaca buku, ikut kursus online, dan memesan Gfood.

Kegiatan rutin perlu biar gak berbaring mulu. Aktivitas insidental juga perlu biar tidak terlalu bosan dengan rutinitas.

Hari ini aku berencana menambahkan kegiatan rutin baru, ngeblog.

WFH series, dimulai dari 0 sebagai pengantar dan mungkin update minimal seminggu sekali dengan isi kegiatan saat karantina.

TTS Kompas

Teka-teki silang, salah satu hiburan yang sangat menarik ketika aku masih kecil. Sudah puluhan buku dan ratusan TTS yang pernah kumainkan, tapi belum pernah ada yang terisi penuh. Terisi setengah aja susah. Terlalu banyak pertanyaan yang susah dicari jawabannya.

Beberapa waktu yang lalu, aku menerima ajakan untuk mengisi TTS dari koran Kompas. Ekspektasi cukup tinggi karena sudah belasan tahun berlalu, harusnya sudah lebih jago mengisi TTS dong. Udah sekolah 12 tahun plus kuliah plus sering baca Quora dan Facebookan, pasti bisa lah jawab 75% pertanyaan TTS.

Tiga puluh menit setelah mencoba, masih kurang dari setengah TTS terisi. Beruntunglah saat ini akses informasi terhadap pertanyaan sulit hanya sejauh ketikan jari, sebesar kuota , dan sekuat sinyal. Dalam waktu kurang dari 30 menit, TTS tersebut terisi dan siap untuk dikirimkan.

TTS Kompas

Achievement unlocked, pertama kalinya bisa mengisi TTS sampai penuh dan pertama kali juga mengirimkan TTS ke Kompas. Cukup seru juga karena googling pun kadang gak langsung dapat jawabannya. Sekitar 95% jawaban didapatkan dari 1 website, sisanya dari mencari lebih jauh.

Bahkan setelah mengisi penuh pun masih banyak kata yang tidak kumengerti artinya. Andoi, kiras, apean, beberapa kata yang asing.

Mitos Melempar Koin di Teratai Raksasa Kebun Raya Bogor

Beberapa waktu yang lalu, aku berkungjung ke Kebun Raya Bogor. Cukup dekat dari Jakarta, hanya perlu naik KRL sekali lalu dilanjutkan jalan kaki (bisa juga naik angkot). Total biaya perjalanan maksimal 30 ribu rupiah untuk perjalanan pergi pulang.

Di depan Grand Garden Cafe, terdapat lapangan rumput yang luas dan kolam yang berisi ikan dan teratai raksasa. Banyak pengunjung yang duduk menikmati pemandangan, mengobrol, atau bermain-main. Anak-anak bermain bola, melempar mainan “terjung payung” ke udara, dan tentu saja berkejar-kejaran.

Teratai Raksasa Kebun Raya Bogor

Teratai raksasa yang terdapat di kolam cukup besar, kisaran 70 centimeter (angka didapatkan dari perkiraan saja). Setelah kuperhatikan, banyak koin yang ada di permukaan daun teratai. Ada obrolan dari pengunjung di sebelah yang tidak sengaja kudengar. Ada mitos tentang melempar koin ke daun teratai raksasa. Apabila koin yang dilempar bisa bertahan di atas daun teratai raksasa, akan ada hal baik yang terjadi (kayaknya sih keinginan bisa terkabul). Respon dari orang yang diajak berbicara adalah “percaya itu sama Tuhan aja”.

Koin-koin dan permen yang dilempar oleh pengunjung

Praktik melempar koin ini sudah dilakukan minimal sejak 5 tahun yang lalu (LINK) dan sampai sekarang masih berlanjut. Praktik yang membuat kolam menjadi kotor merusak pemandangan teratai raksasa. Tidak ada petugas yang melarang, jadi susah juga apakah praktik itu setara dengan membuang sampah sembarangan. Coba yang dilempar adalah uang kertas 100 ribuan, cuma sedikit orang yang akan melempar dan kemungkinan uang tersebut “dibersihkan” orang lain juga cukup besar.

Mitos melempar uang koin ke atas daun teratai raksasa ini entah mulai dari mana dan gak tahu juga apakah akan berakhir dalam waktu dekat. Semoga sih cepat berganti ke mitos lain, misalnya “kalau tahan gak buang sampah sembarang di Kebun Raya Bogor, nanti bla bla bla” atau “kalau tahan gak metik bunga di Kebun Raya Bogor, nanti bisa bla bla bla”.

Ngidam

Saya dan beberapa teman sedang naik Gunung Gede. Menuju Surya Kencana, kami mengisi waktu dengan sesekali mengobrol.

B : Eh, istri maneh dulu ngidam yang aneh-aneh gak?

J : Enggak, cuman mintanya spesifik aja. Harus dari warung tertentu.

B : Kayak nasi uduk Surya Kencana ya gitu ya?

L : Wah, istri gak boleh ampe tahu ada nasi uduk Surya Kencana atau nasi pecel Mbok Yem. Susah belinya.

Perjuangan yang dibutuhkan untuk mendapatkan makanan tersebut cukup berat, harus naik gunung dulu.

Nasi uduk Surya Kencana ada di dekat puncak Gunung Gede dan nasi pecel Mbok Yem ada di dekat puncak Gunung Lawu.

Soto

Saya mengajak beberapa teman yang sedang berkunjung untuk makan di soto paling enak di Solo, Soto Gading.

I : Eh, nama tempat ini apa ya?

Belum sempat menjawab, teman saya sudah menemukan jawabannya.

I : Oh, Soto Berseri.

L : Hah?

I : Itu tulisannya Soto Berseri.

Aku melihat arah yang dia tunjuk dan menemukan sebuah tulisan.

Soto Berseri

Soto paling enak di Kota Solo, Soto Berseri.

Tidur

Aku dan beberapa teman sedang mendengarkan podcast horor. Potongan ceritanya kurang lebih seperti ini.

A, tokoh utama, sedang berada di kosan. B, teman sekosan A, mengirimkan pesan singkat.

B : A, masih bangun gak?
A : Masih, kenapa?
B : Aku mau balik ke kosan sebentar lagi, tolong bukain pintu dong.
A : Ok

A mengisi waktu luang membuka Instagram. Tiga puluh menit kemudian B pun datang. A membukakan pintu dan mereka pun berbasa-basi sebentar. Pertanyaan-pertanyaan biasa seperti habis dari mana, kenapa pulang malam banget dan kenapa belum tidur.

Aku yang mendengar podcast itu ingin membantu menjawab pertanyaan basa-basi tersebut. Bayangin B bertanya dengan serius ya.

B : Kok belum tidur?
A : A***R, nungguin M***H N***!

Gak penting sih, tapi sempet bikin kesel karena aku mendengarkan podcast sambil membayangkan jadi A. Udah disuruh nungguin untuk bukain pintu trus ditanyain kenapa belum tidur itu agak bikin emosi.

Kalau bayangin A dan B itu temen akrab dan B tanya buat bercanda sih mungkin responku bakal beda. Latar belakang hubungan antar tokoh gak terlalu dijelaskan, jadi bayanginnya ya temen gak akrab aja. Kalau temen akrab mungkin ada beberapa pilihan respon, beberapa kandidat.

B : Kok belum tidur?
A : Lagi jadwal ronda.

B : Kok belum tidur?
A : Lagi berburu vampir.

B : Kok belum tidur?
A : Lagi jaga lilin, C lagi ngepet.

Papan Informasi

November tahun lalu aku pergi ke akuarium dalam mall di daerah Jakarta Barat. Untuk harga yang cukup mahal, akuarium itu sepadan. Hewannya beraneka rupa dan tempatnya cukup luas. Papan informasi tentang hewan di setiap kandang pun bertebaran.

Aku kalo lagi iseng suka membaca papan informasi. Kebetulan lagi iseng, aku membaca satu papan informasi.

Pertama bahasa Inggrisnya. Kok aneh.

Coba baca bahasa Indonesianya. Kok tetep aneh.

Papan informasi yang sukar dipahami

Did you know coral reefs as can a clean water sea?

Tahukah kamu kalau terumbu karang sebagai pembersih air laut?

Informasi masih tersampaikan sih, tapi bikin kesel aja.

Kura-kura dan Kelinci Tanding Ulang

Seluruh penghuni hutan sudah mendengar berita tentang lomba lari antara Kura-kura dan Kelinci. Tidak ada yang menyangka bahwa Kura-kura ang lambat bisa menang lomba lari melawan kelinci. Tidak ada, kecuali Kura-kura dan Tupai. Hasil perlombaan membuat kelinci marah dan sangat malu. Kelinci diejek oleh semua hewan.

Bosan diejek, Kelinci ingin membuktikan bahwa kekalahan dia sebelumnya hanya karena lengah. Selama beberapa hari, Kelinci berkeliling hutan mencari Kura-kura untuk meminta tanding ulang. Semua tempat dia datangi dan semua hewan dia tanyai. Semua hewan memberikan ejekan dan jawaban tidak tahu. Tidak ada yang tahu keberadaan Kura-kura.

Kura-kura sedang bersembunyi. Dia tahu bahwa Kelinci akan meminta tanding ulang. Kura-kura sedang memikirkan taktik baru untuk memperdaya kelinci. Bantuan dari Tupai, sahabatnya, membuat dia bisa memenangkan lomba sebelumnya. Kura-kura tahu bahwa Kelinci tidak akan tertipu dengan cara yang sama untuk kedua kalinya.

Berhari-hari dia sembunyi sampai sebuah ide terlintas di kepala Kura-kura. Kali ini dia akan meminta bantuan Kancil, sahabat yang cerdik. Kura-kura berdiskusi dengan Kancil dan membahas rencana mereka. Mereka akan memanfaatkan kesombongan dan keserakahan Kelinci.

Beberapa hari kemudian, Kelinci bertemu dengan Kura-kura.

“Ayo kita tanding ulang! Aku tidak akan kalah kali ini!” seru Kelinci.
“Aku tidak mau. Aku sudah menang kemarin dan aku akan menang lagi kalau kita tanding ulang.”
“Tidak akan! Kemarin aku lengah. Kebetulan saja Tupai sedang membawa banyak makanan. Aku ketiduran karena kebanyakan makan. Kali ini aku tidak akan berhenti untuk makan.”
“Ah, kamu pasti akan kalah lagi, lalu minta tanding ulang lagi.”
“Tidak akan! Aku tidak akan kalah dan kalaupun tiba-tiba kamu bisa menang, aku tidak akan minta tanding ulang.”
“Baiklah, kita bertanding minggu depan di tempat yang sama, jam yang sama. Setuju?”
“Setuju.”

Berita tentang tanding ulang langsung tersebar ke seluruh penjuru hutan. Semua hewan menunggu dengan tidak sabar. Kelinci meyakinkan semua hewan bahwa dia tidak akan kalah lagi. Kura-kura lebih memilih diam dan menjalankan rutinitas seperti biasa.

Satu hari sebelum perlombaan, Kancil sengaja berjalan-jalan ke tempat Kelinci biasa makan. Setelah berdiri dekat Kelinci, Kancil berusaha mengambil perhatian Kelinci.

“Ah, makanan di sini gak enak! Aku mau makan di padang rumput rahasia aja!” teriak Kancil.
“Padang rumput rahasia?” tanya Kelinci.
“Sebenarnya ini rahasia sih. Ada padang rumput dengan rumput yang tebal dan pohon-pohon yang sedang berbuah. Letaknya di dekat gunung sana.”
“Apakah makanannya benar-benar enak?”
“Tidak bisa dibandingkan dengan makanan di sini. Tempat rahasia, hanya aku yang tahu.”
“Ajak aku ke sana!”
“Boleh saja, tapi tempatnya sangat jauh. Aku tidak yakin kamu sanggup ke sana.”
“Aku cepat dan kuat! Mari kita berangkat ke sana!”
“Baiklah kalau kamu mau.” Kancil mengiyakan permintaan Kelinci.

Kancil membawa Kelinci berjalan jauh ke arah gunung. Kancil sengaja mengambil jalan memutar ke padang tersebut. Setelah berjam-jam berjalan, mereka sampai ke padang rumput “rahasia” tersebut. Sebenarnya tidak ada perbedaan jauh antara padang rumput ini dengan padang rumput tempat Kelinci biasa makan. Namun rasa lapar karena perjalanan jauh membuat Kelinci merasa makanan di padang rahasia terasa lebih enak. Mereka makan sampai puas, sampai malam menjemput.

Kancil kembali mengambil jalan memutar untuk sampai kembali ke sarang mereka. Jalan yang jauh dan gelap, membuat perjalanan pulang mereka lebih lama daripada saat mereka berangkat. Kelinci sampai di sarangnya ketika sinar matahari muncul di ufuk barat.

Kelinci baru akan mulai beristirahat ketika suara hewan-hewan mulai ramai di luar sarangnya. Lomba lari dilaksanakan sebentar lagi dan kelinci masih terlalu lelah dan kurang tidur.

Kelinci tidak bisa mundur, semua warga hutan sudah berkumpul. Kura-kura sudah siap di garis start. Kelinci melompat perlahan ke garis start. Setiap langkahnya berat, dia ingin beristirahat.

Lomba lari pun dimulai. Kura-kura melangkah perlahan dengan pasti. Selangkah demi selangkah. Kelinci melompat dengan susah payah. Dari awal perlombaan kura-kura sudah berada di depan Kelinci. Sekuat tenaga Kelinci berusaha mengejar, tapi sia-sia.

Kura-kura menang lagi. Kelinci tidak menyelesaikan lomba dan langsung masuk ke sarangnya. Kemenangan kedua Kura-kura membuat Kelinci makin diejek. Kura-kura merasa bahagia tidak lagi diganggu oleh Kelinci. Sampai kelinci menantang tanding ulang ke-3 kalinya, tapi itu cerita untuk lain waktu.